Pengunjung

Kategori

Entri Populer

User Login


  • Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat.
  • Mecetak Sumber Daya Manusia yang kompetitif di dunia kerja.
  • Unggul dalam Pengetahuan dan Teknologi.
  • Membangun manusia Indonesia yang tangguh.

Rabu, 05 Januari 2011

Pemanfaatan Teknologi RFID (Radio Frequency Identification)

Jutono Gondohanindijo
Fakultas Ilmu Komputer Universitas AKI

Abstract

RFID is a compact wireless technology that utilizes radio frequency for automatic identification toward objects or humans. RFID transmits  information or data between the RFID tag and RFID reader, so it does not need physical contact between them in  communication. The implementation system of RFID needs a local server, a RFID reader, and pre-encoded labels (tags). This server will store all needed data and applications that can read data from the tag by means of the RFID Reader. RFID is a data capture technology that can be used  electronically to identify, track, and store information in RFID tags.

Key words : Radio Frequency Identification, Tag, Reader, Server, System

Pendahuluan

Perhatian terhadap RFID dalam lingkungan media massa maupun akademis yang populer telah meningkat dalam beberapa tahun terakhir. Salah satu buktinya adalah usaha dari organisasi-organisasi besar seperti Wal-Mart, Procter and Gamble, serta Departemen Pertahanan Amerika Serikat untuk menggunakan RFID sebagai suatu alat yang mampu mengontrol secara otomatis rantai suplai mereka. Harga tag yang menurun dan standardisasi yang dinamis telah menyebabkan kita berada pada ambang ledakan penggunaan RFID.

Para pengamat RFID menganggap RFID sebagai suksesor dari barcode optik yang banyak dicetak pada barang dagangan dengan dua keunggulan pembeda :
  1. Identifikasi yang unik : Sebuah barcode mengindikasikan tipe obyek tempat ia dicetak, misalnya “Ini adalah sebatang coklat merek ABC dengan kadar 70% dan berat 100 gram”. Sebuah tag RFID selangkah lebih maju dengan mengemisikan sebuah nomor seri unik di antara jutaan obyek yang identik, sehingga ia dapat mengindikasikan “Ini adalah sebatang coklat merek ABC dengan kadar 70% dan berat 100 gram, nomor seri 897348738”. Identifier yang unik dalam RFID dapat berperan sebagai pointer terhadap entri  basis data yang menyimpan banyak histori transaksi untuk item-item individu.
  2. Otomasi : Barcode di-scan secara optik, memerlukan kontak line-of-sight dengan reader, dan tentu saja peletakan fisik yang tepat dari obyek yang di-scan, kecuali pada lingkungan yang benar-benar terkontrol. Scanning terhadap barcode memerlukan campur tangan manusia. Sebaliknya, tag-tag RFID dapat dibaca tanpa kontak line-of-sight dan tanpa penempatan yang presisi. Reader RFID dapat melakukan scan terhadap ratusan tag perdetik.
Sebagai suksesor dari barcode, RFID dapat melakukan kontrol otomatis untuk banyak hal. Sistem-sistem RFID menawarkan peningkatan efisiensi dalam pengendalian inventaris (inventory control), logistik dan manajemen rantai suplai (supply chain management).

Komponen-komponen utama sistem RFID

Secara garis besar sebuah sistem RFID terdiri atas tiga komponen utama, yaitu tag, reader,dan basis data (gambar 2.1). Secara ringkas, mekanisme kerja yang terjadi dalam sebuah sistem RFID adalah bahwa sebuah reader frekuensi radio melakukan scanning terhadap data yang tersimpan dalam tag, kemudian mengirimkan informasi tersebut  ke sebuah basis data yang menyimpan data yang terkandung dalam tag tersebut.


Sebuah tag RFID atau transponder, terdiri atas sebuah mikro (microchip) dan sebuah antena (gambar 2). Chip mikro itu sendiri dapat  berukuran sekecil butiran pasir, seukuran 0,4 mm. Chip tersebut menyimpan nomor seri yang unik atau informasi lainnya tergantung kepada tipe memorinya. Tipe memori itu sendiri dapat read-only, read-write,  atau  write-once read-many.  Antena yang terpasang pada chip mikro mengirimkan informasi dari chip ke reader. Biasanya rentang pembacaan diindikasikan dengan besarnya antena. Antena yang lebih besar mengindikasikan rentang pembacaan yang lebih jauh. Tag tersebut terpasang atau tertanam dalam obyek yang akan diidentifikasi. Tag dapat di-scan dengan reader bergerak maupun stasioner menggunakan gelombang radio.


Berikut adalah karakteristik umum TagRFID yang digambarkan dalam bentuk tabel.


Tag PasifTag SemipasifTag Aktif
Catu Dayaeksternal (dari reader)baterai internalbaterai internal
Rentang Bacadapat mencapai 20 kakidapat mencapai 100 kakidapat mencapai 750 kaki
Tipe Memoriumumnya read-onlyread-writeread-write
Harga$0.20 hingga beberapa dolar$2 hingga $10$20 atau lebih
Usia Tagbisa mencapai 20 tahun2 sampai 7 tahun5 sampai 10 tahun

Untuk berfungsinya sistem RFID diperlukan sebuah reader atau alat scanning-device yang dapat membaca tag dengan benar dan mengomunikasikan hasilnya ke suatu basis data (gambar 1).

Sebuah reader menggunakan antenanya sendiri untuk berkomunikasi dengan tag. Ketika reader memancarkan gelombang radio, seluruh tag yang dirancang pada frekuensi tersebut serta berada pada rentang bacanya akan memberikan respon. Sebuah reader juga dapat berkomunikasi dengan tag tanpa line-of-sight langsung, tergantung kepada frekuensi radio dan tipe tag (aktif, pasif, atau semipasif) yang digunakan. Reader dapat memproses banyak item sekaligus. Menurut bentuknya, reader dapat berupa reader bergerak seperti peralatan genggam, atau stasioner seperti peralatan point-of-sale di supermarket. Reader dibedakan berdasarkan kapasitas penyimpanannya, kemampuan pemrosesannya, serta frekuensi yang dapat dibacanya.

Basis data merupakan sebuah sistem informasi logistik pada posisi back-end yang bekerja melacak dan menyimpan informasi tentang item ber-tag (gambar 1). Informasi yang tersimpan dalam basis data dapat terdiri dari identifier item, deskripsi, pembuat, pergerakan, dan  lokasinya. Tipe informasi yang disimpan dalam basis data dapat bervariasi bergantung kepada aplikasinya. Sebagai contoh, data yang disimpan pada sistem pembayaran tol akan berbeda dengan yang disimpan pada rantai suplai. Basis data juga dapat dihubungkan dengan jaringan lainnya seperti local area network (LAN) yang dapat menghubungkan basis data ke Internet. Konektivitas seperti ini memungkinkan sharing data tidak hanya pada lingkup basis data lokal.

Frekuensi radio sebagai karakteristik operasi sistem RFID

Pemilihan frekuensi radio merupakan kunci kerakteristik operasi sistem RFID. Frekuensi sebagian besar ditentukan oleh kecepatan komunikasi dan jarak baca terhadap tag. Secara umum, tingginya frekuensi mengindikasikan jauhnya jarak baca. Pemilihan tipe frekuensi juga dapat ditentukan oleh tipe aplikasinya. Aplikasi tertentu lebih cocok untuk salah satu tipe frekuensi dibandingkan dengan tipe lainnya karena gelombang radio memiliki perilaku yang berbeda-beda menurut frekuensinya. Sebagai contoh, gelombang LF memiliki kemampuan penetrasi terhadap dinding tembok yang lebih baik dibandingkan dengan gelombang dengan frekuensi yang lebih tinggi, tetapi frekuensi yang lebih tinggi memiliki laju data (data rate) yang lebih cepat.

Di Amerika Serikat, Federal Communications Commission (FCC) mengatur alokasi band frekuensi untuk penggunaan komersial, sementara National Telecommunications and Information Administration (NTIA) mengatur spektrum pada negara bagian. Sistem RFID menggunakan rentang frekuensi yang tak berlisensi dan diklasifikasikan sebagai peralatan industrial scientific-medical atau peralatan berjarak pendek (short-range device) yang diizinkan oleh FCC. Peralatan yang beroperasi pada bandwidth ini tidak menyebabkan interferensi yang membahayakan dan harus menerima interferensi yang diterima. FCC juga mengatur batas daya spesifik yang berasosiasi dengan masing-masing frekuensi. Kombinasi dari level-level frekuensi dan daya yang dibolehkan menentukan rentang fungsional dari suatu aplikasi tertentu seperti keluaran daya dari reader.

Berikut ini adalah empat frekuensi utama yang digunakan oleh sistem RFID: (1) LF, (2) HF, (3) UHF, dan (4) gelombang mikro yang digambarkan dalam bentuk tabel.


GelombangFrekuensiRentang dan Laju BacaContoh Penggunaan
LF125 KHz~1,5 kaki;Access control, animal tracking, point-of-sale applications
kecepatan baca rendah
HF13,56 KHz~3 kaki;Access control, smart cards, item-level tracking
kecepatan baca sedang
UHF860–930 MHzsampai 15 kaki;Pallet tracking, supply chain management
kecepatan baca tinggi
Gelombang mikro2,45/5,8 GHz~3 kaki;Supply chain management
kecepatan baca tinggi

Kategori sistem RFID

Secara kasar, sistem-sistem RFID dapat dikelompokkan menjadi 4 kategori sebagai berikut.
  1. Sistem EAS (Electronic Article Surveillance): Umumnya digunakan pada toko-toko untuk menyensor ada tidaknya suatu item. Produk-produk diberi tag dan reader berantena besar ditempatkan di masing-masing pintu keluar toko untuk mendeteksi pengambilan item secara tidak sah.
  2. Sistem Portable Data Capture: dicirikan oleh penggunaan reader RFID yang portabel yang memungkinkan sistem ini digunakan dalam seting yang bervariasi.
  3. Sistem Networked: dicirikan oleh posisi reader yang tetap yang terhubung secara langsung ke suatu sistem manajemen informasi terpusat, sementara transponder berada pada orang atau item-item yang dapat dipindahkan.
  4. Sistem Positioning: Digunakan untuk identifikasi lokasi item-item atau kendaraan.
Pemanfaatan teknologi RFID

Jika di masa lalu barcode telah menjadi cara utama untuk pelacakan produk, kini sistem RFID menjadi teknologi pilihan untuk tracking manusia, hewan peliharaan, produk, bahkan kendaraan. Salah satu alasannya adalah kemampuan baca-tulis dari sistem RFID aktif memungkinkan penggunaan aplikasi interaktif. Selain itu, tag juga dapat  dibaca dari jarak jauh dan melalui berbagai substansi seperti salju, asap, es, atau cat di mana barcode telah terbukti tidak dapat digunakan.

Berikut ini adalah beberapa contoh nyata agenda berbagai organisasi pemerintah maupun perusahaan dalam rencananya untuk mengimplementasikan teknologi RFID :
  1. Pelacakan pakaian: Produsen pakaian Benetton merencanakan untuk memasang tag RFID di dalam item-item ritel. Peralatan yang ditanam tersebut memungkinkan Benetton untuk melacak individu-individu dan barang inventaris yang mereka miliki dengan me-link-kan nama konsumen dan informasi kartu kredit dengan nomor seri pada suatu item pakaian. Demikian juga Marks & Spencer, salah satu peritel terbesar di Inggris, mengumumkan untuk memulai memasang tag pada item-item pakaian dengan tag UHF mulai musim gugur 2003. Tag UHF adalah teknologi RFID generasi  baru  yang menyediakan kecepatan transfer data yang cepat dan rentang baca yang lebih jauh (tabel 2). Marks & Spencer telah secara ekstensif menggunakan peralatan tracking pada divisi penjualan makanannya.
  2. Pelacakan barang dagangan dalam kemasan: Gillette, Wal-Mart, dan Tesco, rantai supermarket berbasis di Inggris, bergabung untuk menguji rak-rak yang dapat melacak secara real-time terhadap barang-barang dalam toko. “Rak-rak pintar” akan dapat membaca gelombang frekuensi radio yang diemisikan oleh chip mikro yang ditanam dalam jutaan silet dan produk-produk lainnya. Wal-Mart merencanakan untuk menguji rak Gillette diawali di toko yang berlokasi di Brockton. Jika sukses, Wal-Mart juga merencanakan untuk bergabung dengan Procter & Gamble untuk menguji hal serupa pada produk-produk kosmetik dan telah mendukung 100 top suppliernya untuk menggunakan pelacak barang nirkabel pada 2005.  Para eksekutif Wal-Mart mengatakan bahwa perusahaan hanya akan menggunakan chip RFID untuk melacak barang dagangan dan akan melepasnya jika sudah dibeli.
  3. Pelacakan ban: pembuat ban Michelin baru-baru ini memulai pengujian sistem identifikasi ban dengan frekuensi radio untuk ban mobil penumpang dan truk kecil. Transponder RFID dipasang di dalam ban dan menyimpan informasi identifikasi yang dapat diasosiasikan dengan nomor identifikasi kendaraan.
  4. Pelacakan uang: Bank Sentral Eropa melaju dengan rencananya untuk menanamkan tag RFID setipis rambut manusia di dalam serat uang kertas Euro pada tahun 2005 meskipun menuai banyak protes. Tag-tag tersebut memungkinkan uang untuk mencatat informasi tentang setiap transaksi. Pemerintah dan agen-agen peradilan menyambut teknologi tersebut sebagai cara untuk mencegah pencucian uang, transaksi pasar gelap, dan bahkan permintaan kuitansi kosong dari koruptor.
  5. Pelacakan pasien dan orang: Rumah Sakit Alexandra di Singapura belum lama ini menerapkan sistem tracking di bagian gawat daruratnya karena sadar akan kekuatiran wabah Severe Acute Respiratory Syndrome (SARS). Dengan sistem ini, seluruh pasien, pengunjung, dan karyawan yang memasuki rumah sakit diberi sebuah kartu yang ditanami chip RFID. Kartu dibaca oleh sensor yang dipasang di langit-langit yang mencatat secara tepat waktu masuk dan keluarnya seseorang. Informasi ini tersimpan dalam komputer selama 21 hari. Teknologi ini juga memungkinkan untuk dengan segera melacak orang-orang yang pernah kontak dengan seorang penderita SARS.
  6. Sistem pembayaran: Pada tahun 1997, Exxon Mobil mengembangkan aplikasi pembayaran nirkabel yang diberi nama Speedpass. Sejak itu, enam juta konsumen dapat melakukan pembayaran dengan cara ini pada 7.500 lokasi Speedpass-enabled. Sekarang, banyak merchant dan peritel mencari cara untuk mengimplementasikan sistem pembayaran nirkabel RFID. Sony dan Philips menjadi pendahulu. Kedua korporasi ini akan segera memulai melakukan uji lapangan terhadap sebuah sistem RFID yang disebut Near Field Communication (NFC), yang akan memungkinkan komunikasi RFID di antara PC, komputer genggam, dan peralatan elektronik lainnya. Kedua perusahaan tersebut menggambarkan bahwa para konsumen akan masuk ke dalam portal mereka dengan melakukan swiping terhadap smart card mereka –yang ditanam dengan RFID Sony atau Philips– yang akan dibaca oleh reader RFID yang dipasang pada port USB di komputer. Di waktu selanjutnya, konsumen akan dapat belanja online, misalnya untuk tiket pertunjukan lokal. Mereka dapat melakukan pembayaran tiket online, men-download-nya melalui PC dan kemudian mentransmisikannya melalui teknologi NFC ke tag RFID pada HP mereka. Selanjutnya pada saat pertunjukan, dengan mendekatkan HP  mereka ke reader RFID di pintu masuk, mereka akan diperbolehkan masuk secara otomatis.
Kesimpulan

RFID merupakan teknologi revolusioner yang diunggulkan untuk mentransformasi dunia komersial.Pada saat ini, RFID telah diimplementasikan pada berbagai bidang industri. RFID menggunakan frekuensi radio untuk mengirimkan informasi atau data diantara RFID tag dengan RFID readernya, sehingga tidak diperlukan kontak fisik diantara keduanya untuk dapat berkomunikasi. Hal inilah yang membuat RFID memiliki keunggulan dibandingkan denganteknologi barcode yang ada.RFID dapat menjadi barcode generasi berikutnya yang dapat dipergunakan untuk otomatisasi sistem informasi karena akan memberikan banyak kemudahan dan mengurangi biaya untuk distribusi barang dari pabrik atau vendor ke lokasi yang berbeda.

Daftar Pustaka
  1. Radio Frequency Identification (RFID) Systems. http://www.epic.org/privacy/rfid/
  2. Advanced Card Systems Ltd. 2007. ACR120 Technical Specifications. Hong Kong.
  3. Ari Juels .2009. RFID Security and Privacy: A Research Survey. http://www.rsasecurity.com/rsalabs/staff/bios/ajuels/ publications/pdfs/rfid_survey_28_09_10.pdf
  4. Philips Semiconductors. 2006. Product Specification. Austria: Philips Semiconductors Gratkorn GmbH.
  5. United States Government Accountability Office. 2006. Information Security: Radio Frequency Identification Technology in the Federal Government. http://www.gao.gov/ new.items/d05551.pdf
  6. Wikipedia.org, The Free Encyclopedia. mart Card.  http://en.wikipedia.org/wiki/Smart_card.

0 komentar: